Wanita Pedagang Sayur Itu Sempat Memohon Jangan dan Teriak "Anak Saya Banyak" Sebelum Dibunuh
KOMPAS.com/RASYID RIDHO
AR (24), pemuda pengangguran menjadi tersangka pembunuhan dan pemerkosaan wanita pedagang sayur sayur di Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Tersangka AR (26) tetap menghabisi nyawa Marsah (43) meski sudah memohon dilepaskan. Wanita pedagang sayur itu sempat memohon jangan dan teriak "Anak Saya Banyak" sebelum dibunuh pelaku.
Pelaku yang diketahui dalam kondisi mabuk tidak menghiraukan permintaan itu dan tetap mencekik Marsah hingga tewas.
Bahkan, pelaku memerkosa mayat korban.
"Korban sempat berontak dan berteriak, 'jangan, sudah jangan anak saya banyak'," ujar Kapolres Serang Kabupaten AKBP Mariyono kepada wartawan di Mapolres Serang, Banten, Jumat (12/2/2021).
Dari pengakuan pelaku AR, saat kejadian memang dia dalam kondisi mabuk karena sebelumnya sempat pesta miras bersama teman-temannya, sejak Senin (8/2/2021) sore sampai subuh.
Sebelumnya diberitakan, warga digegerkan temuan mayat wanita tergeletak di selokan di Kempung Baru, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, pada Selasa (9/2/2021) pagi.
Temuan mayat Marsah diketahui setelah seorang warga yang melintas di lokasi kejadian, menemukan kendaraan dengan nomor polisi A 5424 EN tak bertuan terparkir di pinggir jalan.
Setelah dicek, warga itu menemukan korban sudah dalam kondisi meninggal dunia di selokan atau saluran sungai kecil.
Marsah (42), pedagang sayur asal Cikande, Kabupaten Serang yang menjadi korban pembunuhan, tubuhnya ditemukan di Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten (TribunBanten.com/Desi Purnamasari)
Temuan mayat itu dilaporkan ke Polsek Cikande.
Korban ditemukan dengan kondisi luka lebam di bagian leher dan punggung.
Dari hasil pemeriksaan polisi, diketahui mayat tersebut adalah Marsah (43), warga Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang.
Seorang saksi menyebutkan, sekira pukul 04.30 WIB, korban berangkat dari rumah ke Pasar Cikande menggunakan sepeda motor matic.
Lantas, polisi melakukan penyelidikan.
Sandal pelaku tertinggal jadi petunjuk
Polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi. Pendalaman terus dilakukan.
Bermodal sendal pelaku yang tertinggal dan keterangan saksi, akhirnya kasus pembunuhan dan pemerkosaan Marsah di Cikande, Kabupatem Serang, Banten, terungkap.
Sandal pelaku yang tertinggal di lokasi kejadian menjadi bukti petunjuk petugas untuk mencari si empunya.
Titik terang didapat polisi setelah salah seorang saksi mengetahui ciri-ciri pelaku.
Dari hasil penyelidikan, pelaku pembunuhan mengarah kepada tersangka AR dan langsung dilakukan penangkapan.
"Kita berhasil amankan ditempat persembunyian pelaku," kata Mariyono.
Pelaku sudah ditetapkan ditangkap dan dilakukan penahanan.
AR dijerat Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan dengan ancaman 15 tahun penjara.
Barang bukti yang diamankan yakni 1 unit motor Honda Scoopy berikut STNK dan kunci, 1 potong baju daster, BH, korset hitam, celana panjang merah, sepasang sendal slop, 1 buah kerudung, sandal, masker serta 1 tas selempang.
Dua kaki pelaku ditembak
Dari alat bukti yang ada, termasuk bukti petunjuk sandal, akhirnya polisi melakukan penangkapan terhadap tersangka AR.
AR ditangkap tim Resmob Polres Serang Kabupaten dan Polsek Cikande di sebuah gubug di Kawasan Langgeng Sahabat, Desa Julang, Kecamatan Cikande atau tidak jauh dari lokasi temuan mayat Marsah pada Kamis (11/2/2021) pukul 11.50 WIB.
"Alhamdulilah dalam kurun waktu 3x24 jam, tepatnya pada Kamis kemarin pukul 11.50 WIB, kami berhasil meringkus pelaku pada saat tidur di rumahnya yang tak jauh dari sana," ujar AKBP Mariyono.
AR dengan luka tembak di dua kakinya hanya terdiam duduk di kursi roda saat polisi merilis kasusnya di Mapolres Serang Kabupaten.
Polisi terpaksa menembak kaki AR karena berusaha kabur saat hendak dilakukan penangkapan dan diberi tembakan tembakan peringatan. AR berusaha kabur setelah mendengar gerakan kedatangan polisi.
"Pelaku sempat kabur ke daerah lain dan kembali lagi ke rumahnya. Pada saat kembali tersebut, kami pun melakukan pengejaran," ujar Mariyono.
Kronologi: Pesta miras semalam suntuk berujung maut
Dari pemeriksaan tersangka dan saksi, kasus pembunuhan disertai pemerkosaan ini berawal saat AR pesta minum miras jenis tuak bersama enam temannya pada Senin (8/2/2021) pukul 15.00 WIB hingga pukul 4.00 WIB pagi hari.
Mereka pesta miras di sebuah gubuk di Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Serang.
"Dia minum-minum di gubuk sampai mabuk, setelah mereka minum teman-temannya pulang," ujar AKBP Mariyono.
Pesta miras semalam suntuk hingga mabuk belum puas, pada pukul 04.00 WIB, AR bersama rekannya inisial S berencana membeli minuman keras lagi. Sementara, teman-temannya yang lain memilih pulang.
Niat AR tak kesampaian karena warung yang menjual miras sudah tutup. Sehingga pelaku bersama rekannya pulang ke rumah masing-masing.
Namun, di dalam perjalanan pulang, pelaku memutuskan turun dari motor yang dikendarai rekannya karena jalan rusak.
"Temannya itu melanjutkan perjalanan, sedangkan pelaku turun dan lanjut jalan kaki," ujar Mariyono.
Saat berjalan kaki, AR melihat dari kejauhan ada korban yang mengendarai motor Honda Genio nomor polisi A 5424 EN hendak ke pasar belanja sayuran.
Pelaku pun bersembunyi di semak-semak, lalu menyergap korbannya.
"Karena dilokasi jalannya rusak, korban mengendarai motornya pelan-pelan lalu dihadang oleh pelaku," kata Mariyono.
Korban pun jatuh dari motornya, pelaku menyeret ke pinggir jalan lalu mendekap dan mencekik leher korban hingga lima kali.
Memperkosa mayat korban
Saat itu, korban sempat meminta tolong untuk melepaskannya karena masih memiliki anak untuk dinafkahi.
Namun permintaan itu tidak digubris oleh pelaku hingga korban pun tewas.
Saat mengetahui korban tewas pelaku memperkosa jenazahnya hingga puas.
Lalu, pelaku kembali menarik tubuh korban dengan niatan membuang pelaku ke selokan yang merupakan aliran sungai kecil di dekat lokasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebelum Dibunuh, Penjual Sayur Memohon Dilepaskan Sambil Teriak "Anak Saya Banyak"" & di Tribunbanten.com dengan judul Dari Sandal yang Tertinggal, Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Pedagang Sayur di Cikande Terungkap
0 Response to "Wanita Pedagang Sayur Itu Sempat Memohon Jangan dan Teriak "Anak Saya Banyak" Sebelum Dibunuh"
Post a Comment