Curahan Hati Ibu yang Dipolisikan Anak Kandung di Semarang Gegara Warisan


Semarang - Meliana W (64), seorang ibu di Kota Semarang meratapi nasibnya yang dipolisikan oleh anak kandungnya. Ia berkali-kali berusaha menahan tangis saat menjelaskan tentang anak ketiganya yang berinisial J itu.

"Anak itu durhaka sekali, saya kandung dia 9 bulan, saya enggak minta balasan apa-apa," kata Meliana sambil menahan tangis, di kawasan Jalan Rinjani, Semarang, Rabu (3/3/2021).

Meliana menjelaskan dulu ia sangat menyayangi J bahkan disekolahkan ke luar negeri. Almarhum suaminya semasa hidup sempat marah besar karena J ternyata bermasalah hingga dideportasi, namun Meliana berusaha melindunginya.

"Saya dulu itu sayang sekali dengan dia, sekolah ke luar negeri saya yang kirimi uang saku. Dia ternyata tidak sekolah, dia ternyata bohong, dideportasi, kokonya (kakak) yang selamatkan. Papanya mau masukkan ke koran, saya bilang jangan, kasihan. Dia disembunyikan kokonya, kalau tidak diumpetkan kokonya udah diusir papanya. Papanya mau usir saya cegah, saya bilang anak sendiri kok diusir, kasihan. Papanya bilang kalau enggak sekarang diusir bikin susah kokoh dan caciknya. Dia (suami) panggil saya nonik, bilang, bakal bikin susah nonik. Saya tetap pertahankan ternyata kok seperti ini," ujarnya.

Putra ketiganya itu diakui Meliana sudah memutuskan hubungan keluarga setelah suami Meliana meninggal. Perempuan dengan 4 anak itu mengatakan dirinya diteror anak ketiganya bahkan diminta warisan padahal Meliana masih sehat.

"Anak saya yang durhaka itu, memaksa minta warisan kepada saya dan saya masih hidup. Anak ini sering meneror saya sudah bertahun-tahun," ujar Meliana dengan suara bergetar.

Diberitakan sebelumnya, seorang ibu di Kota Semarang, Meliana W (64), mengaku dipolisikan anak kandungnya sendiri soal pemalsuan surat dan keterangan palsu dalam akta otentik terkait warisan. Meliana dilaporkan anak ketiganya berinisial J ke Polrestabes Semarang.

Kuasa hukum Meliana, Deddy Gunawan, mengatakan kliennya dimintai klarifikasi di Mapolrestabes Semarang siang tadi. Namun, Meliana belum bisa memberikan keterangan karena terkejut dengan tuduhan anaknya itu.

"Tadi penyidik profesional dan humanis, ketika ibu histeris dan menangis hingga pingsan, diberikan kebijakan menunda, sampai ada undangan selanjutnya," kata Deddy saat ditemui di kawasan Jalan Rinjani, Semarang, Rabu (3/3).

Deddy menyebut kasus ini berawal dari dua bidang tanah di kawasan Gajahmungkur, Semarang, yang akan diberikan kepada anak pertama Meliana, bernama Tommy. Kemudian datang wanita berinisial R yang merupakan teman almarhum suami Meliana menawarkan bantuan.

"Dua bidang tanah kecil, 220 meter dan 221 meter persegi, sertifikat atas nama Pak Sardjono, almarhum suami Bu Meliana. Bu R ini teman dari suami bu Meliana," jelas dia.

Namun dalam surat akta waris itu tercantum hanya ada satu ahli waris yakni anak pertama Meliana, padahal dia memiliki empat anak. Menilai ada kejanggalan, Meliana lalu berupaya mengembalikan akta waris itu menjadi atas nama suaminya.

"Begitu tahu itu, Bu Meliana langsung suruh membatalkan akta waris itu sehingga dinyatakan tidak berlaku. Sehingga nama akta itu kembali ke nama Pak Sardjono, sehingga tidak ada kerugian materi dan namanya sudah kembali lagi," jelasnya.

Namun, Meliana sudah diadukan oleh anak ketiganya ke Polrestabes Semarang. Upaya mediasi dengan kuasa hukum J juga sudah berjalan, namun buntu.

"Ketika kami mencoba mediasikan, Ibu Meliana menolak (memberi warisan) karena masih hidup. Kalau memang mau ya ini kami berikan sertifikat, hak dia senilai Rp 1 miliar, itu yang akan diberikan kepada J. Namun J tidak ada tanggapan dan cenderung menantang bagaimana proses ini dilanjutkan sampai ke peradilan," terang Deddy.

Deddy menyebut aduan ini masuk ke polisi pada Desember 2020. Kliennya itu disangkakan dengan pasal 263 ayat 1 dan 2 serta pasal 266 KUHP.

"Pasal 263 ayat 1 dan 2, tentang surat palsu. Menurut saya ini tidak masuk karena klien saya ini tidak memalsu. Pasal 266 yaitu menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam fakta otentik yang menimbulkan kerugian. Namun dalam hal ini, ini kan sedang digalakkan restorative justice," jelasnya.

Di lokasi yang sama, Meliana tampak terpukul dengan kasus ini. Dengan sesenggukan, dia mengaku diteror oleh anak ketiganya soal warisan.

"Anak saya yang durhaka itu, memaksa minta warisan kepada saya dan saya masih hidup. Anak ini sering meneror saya sudah bertahun-tahun," ujar Meliana dengan suara bergetar.

Dalam jumpa pers ini, Meliana juga didampingi anak pertamanya Tommy dan anak keduanya. Tommy berharap kasus ini bisa diselesaikan dengan kekeluargaan mengingat kondisi ibunya yang terpukul.

"Semoga ini bisa dihentikan, kasihan Mama," ujar Tomy.

Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Indra Mardiana membenarkan soal adanya aduan tersebut. Kasus ini saat ini masih ditindaklanjuti polisi.

"Kita masih tindak lanjuti pengaduan. Laporannya bentuk pengaduan," kata Indra saat dimintai konfirmasi sore ini.

Sumber: detik.com

0 Response to "Curahan Hati Ibu yang Dipolisikan Anak Kandung di Semarang Gegara Warisan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel