Kisah Perjuangan Wanita yang Berjuang untuk Terbebas dari Riba!
SilahkanSHARE | Setelah beberapa kali sudah absen dan lama tidak memunculkan kisah orang-orang yang berjuang untuk terbebas dari riba, kali ini kami memunculkan kembali salah satu kisah nyata yang penuh inspirasi.
Tulisan ini sebenarnya sudah ditulis sejak setahun yang lalu [2016] yang sudah dipublikasikan oleh Saptuari melalui group di facebook bernama "Belajar Wirausaha Bareng Saptuari".
Saptuari menyebutkan jika tulisan tersebut merupakan kisah nyata dari Misnayati Misdi yang ditulis melalui facebook pribadinya. Tulisan ini berisi bagaimana Misnayati Misdi yang terjerat riba, namun karena dirinya tahu dan sadar bahaya Riba, maka dirinya memutuskan untuk berjuang untuk bisa keluar dari riba, hingga akhirnya dirinya sukses meninggalkan riba.
Tulisan ini termasuk sangat panjang, maka kami sarankan anda bisa tetap fokus membacanya, karena setiap kisah yang ada dalam cerita ini syarat makna dan penuh inspirasi untuk siapapun yang membacanya. Berikut ini tulisan selengkapnya....
Tulisan pertama ini ditulis oleh Misnayati Misdi melalui akun pribadinya di facebook, yang kemudian dia sertakan link lanjutan kisah lengkapnya yang dishare oleh Saptuari.
Silahkan dibaca dengan teliti...
Bismillah Bukan sok suci bukan gak butuh uang bukan juga sudah tak berhutang. Dari lubuk hati yang terdalam tak ingin ada saudara saudara ku yang terlilit hutang apa lagi hutang ribawi.
Waktu masih pegang kartu kredit belanja bulanan tinggal gesek, mana yang butuh dan tak butuh sudah tak bisa di pilah pilah lagi. Biarinlah bayarnya bulan depan ini. Ada promo gadget beli ada promo tiket pesawat buat mudik beli toh bayarnya bulan depan ini. Eh pas tiba tanggal jatuh tempo anak ada yang sakit alhasil uang buat bayar kartu kredit di pakai dulu buat berobat dan kartu kredit di bayar minimum payment .
Bulan depannya waktu mau full payment kartu kredit gak jadi lagi karna mesin air rusak dan tagihan listrik membengkak akhirnya minimum payment lagi begitu seterusnya ada saja biaya tak terduga.
Alhamdulillah sekarang belanjanya cash dan di warung tetangga aja belanjanya juga sebutuhnya saja. Pas mau goreng telur minyak goreng gak ada eh duit tinggal 5 rebu. Belilah di warung cukup buat minyak 1/4kg. Pagi pagi kiddos lagi buru buru mandi pasta gigi habis.
Bentar ya emak ke warung beli pasta gigi Alhamdulillah semua bisa teratasi dan gak ada lagi hp berdering takut di angkat karna nomernya sudah hapal telp dari deptcolector.
Belum lagi tagihan KUR ( Kredit Usaha Rakyat ) yang sistem rekening koran cukup bayar bunganya aja... wuiiih makin terlena. Sekarang tidak ada lagi surat surat cinta dari Bank yang berjejer. Alhamdulillah Alhamdullilah semoga Allah tetepkan hati ini dalam hidayaNya. Saudara ku mari berkumpul dengan orang orang yang telah berhijrah meninggalkan Riba.. agar niat dan perbuatan untuk meninggalkan RIBA semakin kuat di hati.
Kisah saya 1 tahun yang lalu semoga bisa selalu jadi pengingat hati ini.
Tulisan: Misnayati Misdi Saya yang salah saya yang telah keliru saya yang mau sesuatu itu instan.
Astagfirulah....
Saya yang telah memberanikan diri mengadaikan sertipikat rumah dari orang tua saya ke Bank. Setelah menikah saya jadi seorang istri yang hanya berdiam diri di rumah, waktu itu kami tinggal di Kreo Tangerang. Sebelumnya saya karyawan outsourching di sebuah Bank di bagian kartu kredit (belum tahu kalau riba ).
Alhamdulillah sebulan setelah pernikahan kami Allah menitipkan amanah di rahim saya. Anak pertama kami lahir 4 Juni 2008. Saya menikmati peran sebagai istri dan ibu rumah tangga.
Ya benar-benar sebagai ibu rumah tangga tanpa ada embel-embel bisnis apapun. Sesekali saya berkunjung ke toko suami di Tanah Abang. Suami saya mengontrak toko di area Kebon Kacang Tanah Abang, menjual celana jeans pria dewasa hasil produksi sendiri. Setiap sabtu saya mengingatkan beliau apakah penjahit sudah gajian, saya takut kalau para penjahit telat digaji, kasihan rasanya dan itu sudah menjadi tanggung jawab kami.
Alhamdulillah produksi dan penjualan berjalan lancar, dalam seminggu total upah penjahit bisa mencapi 21 juta/ minggu, terbayang kan berapa banyak produksi yang dihasilkan dalam 1 minggu.
Memasukki tahun 2010 saya menawarkan suami untuk menambah modal produksi dan mencicil beli mesin jahit. Biar punya konveksi pribadi, awalnya suami gak setuju uang dari mana. Saya bilang kita gadaikan sertipikat rumah.
Mei 2010 kami kontrakkan rumah di Kreo Tangerang dan kami ngontrak rumah di Tanah Abang agar suami tidak terlalu jauh dengan toko.
Agustus 2010 saya melahirkan anak ke dua. Dalam masa nifas dan masih pakai bekung September 2010 kami ke Bank untuk mengajukan kredit dengan jaminan sertipikat rumah. Oktober pihak bank menyetujui permintaan kredit kami sebesar 150 juta, waktu itu namanya KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Waktu berjalan pembayaran bunga bank berjalan lancar, tapi naluri seorang istri tak bisa dibohongi kenapa setelah semua akses dengan suami dekat tapi berasa jauh, hati gelisah dan tak tenang. Setiap hari saya mengurus 2 batita. Sesekali ke toko dan tanya ke karyawan tentang penjualan. Jawab mereka, "Banyak bu tapi rata rata giro.."
Astagfirulloh kalau kebanyakan giro kita gak punya duit cash buat keperluan produksi. Saya cek giro giro itu ada yang cair, ada yang pending bahkan ada yang reject!
November 2011 Allah Yang Maha Baik, Allah tunjukkan kehilafan imam saya tanpa saya keluar rumah. Inikah bayaran kesetiaan seorang istri yg hanya sebagai ibu rumah tangga?
Ujian belum berakhir 2012 saya mendengar ada "anak kecil" dari suami saya di luar sana. Serasa tidak percaya saya telpon bundanya, ternyata benar!
Ya Robbi untung jantung dan hatiku ciptaanMu, andaikan made in Japan pasti baut-bautnya sudah terhambur berjatuhan..
Titik awal saya memulai dagang online, saya gak tahu apa itu BBM, apa itu twitter, yang saya punya hanya FB itu juga dibuatin adik saya. HP BB aja saya gak punya, tak jarang para sahabat SMS ke saya, "ayooo donk beli BB biar bisa bbm-an"
Dalam hati, saya bertekad harus punya masa depan, hati saya boleh hancur tapi tidak dengan masa depan anak anak saya. Berbisnis karena dendam karna tidak ingin lagi "mengemis"
Astagfirulloh...
Malam malam panjang saya bersimpuh denganNya, yaa Rob.. ini ujian dari Mu, bukan suatu kebetulan, ada sesuatu yg indah di balik ini semua..
Hanya Engkau yg tahu. Beri kekuatan padaku pertemukan aku dengan sahabat-sahabat solehah yang baik.. Saya gadaikan emas saya untuk memulai bisnis online (lagi lagi riba, dan belum tahu kalau Riba ). Saya jalan ke pasar metro Tanah Abang bertanya ke beberapa toko berapa harga baju perlusin, baju apa yang lagi trend.
Entah gimana caranya, Alhamdulillah dagangan online laris ada aja orang yang baru dikenal mempercayakan saya untuk saya belanjakan orderannya. Dan sampai sekarang silaturahmi dengan mereka masih baik.
Ego saya muncul ketika saya sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Alhamdulillah 1 1/2 thn pertama jualan online saya bisa pergi umroh, saya bisa ikut asuransi, lagi lagi kekurangan uang pergi umroh saya mengadaikan emas..
Di sana saya bermunajah berikan jalan terbaik menurutMu ya Robb. 2 bulan setelah pulang umroh saya hamil anak ke 3.. Alhamdulillah walau hamil muda dan mengurus 2 balita juga online masih bisa dijalanin. Saya stop jualan baju saya beralih ke produksi sprei, mukenah, khimar. Jujur saya bukan fashionable yang suka ngikuti tren fashion. Saat ini saya lebih suka mengunakan gamis longgar dan khimar atau bergo.
Usia kehamilan memasuki bulan ke 5 saya memberanikan diri bersilaturahmi dengan "anak kecil" itu dan bundanya. Bismillah ini harus saya hadapi.. jalan panjang menuju Karawaci Tangerang. Sampai di sana dibantu seorang sahabat soleha saya bertemu bundanya juga neneknya.
Astagfirulloh ya Robb, ada foto imamku di ruang tamu di rumah itu. Kucubit diriku.. aww sakittt berarti aku tidak mimpi ini realita! Lagi lagi ini made in Allah, dan saya masih bisa duduk dan berbincang dengan mereka. Coba hati ini jahitan konveksi pasti jahitannya sudah brudul karena menahan sesak.
Setelah Sakinah lahir saya semakin tertekan mengurus tiga anak, konveksi, orderan.. ya Robb saya ini tulang rusuk atau tulang punggung?
Tak sanggup menahan beban seorang diri akhirnya mamaku tahu atas apa yg terjadi.. karena saya butuh sosok selain Allah tempat saya berbagi cerita (note: jangan ceritakan kesedihan mu pada ibumu karena Beliau akan merasakan 10 x sakitnya apa yang kau rasakan). Kata sabar dan bertahanlah demi anak anak mereka butuh orang tua yg lengkap.??????
Keadaan makin memanas hutang tak kunjung reda, keadaan rumah seperti badai, usaha suami bangkrut, anak-anak sering sakit sakitan, telpon terus berdering dari debt collector kartu kredit.
Disaat orang orang terlelap, saya menumpahkan semua di atas sejadah tak jarang butiran mutiara menari-nari di pipi yang mulai menua.
Juni 2015 saya melakukan sesuatu yang di benci Allah, mengendong sakinah kecil saya mendatangi pengadilan agama, saya mendaftar gugatan cerai.. sidang pertama berlangsung dan kami di beri waktu untuk mediasi 40 hari dengan dibimbing mediator. Keluarga besar shock terutama mama.
"Sudah pikir panjang nak, kamu sudah tahu konsekwensinya menjadi seorang "Janda"?
Gimana anak anak mu?
Mereka tidak hanya butuh materi tapi butuh kasih sayang kedua orang tuanya. Ayoo kita pulang kau butuh refreshing. Ijin dengan suamimu rendahkan emosimu beberapa hari.."
Sampai di kampung halaman keluarga memberikan suport agar jangan berpisah, ini semua ujian dari Allah. Allah akan menguji hambaNya yang ingin berhijrah dengan air mata. Air mata kasih sayangnya Allah. Perbaiki diri, mendekatlah dengan Allah.
Sampai suatu hari membaca kisah Nurshoffa Mujahidah bagaimana beliau terlepas dari riba dan berbisnis tanpa riba, di postingan itu sosok yg menginspirasi banyak orang yang terbebas riba mas Saptuari Sugiharto.
Dan ada juga postingan mbak Veggy Monarika yang sharing single mom bisa melunasi hutangnya 7M dan teh Dinii Fitriyah bagaimana dia bangkit setelah riba menghancurkan bisnisnya.
Saya baca apa-apa saja yang termasuk riba. Astagfirulloh ternyata apa yang saya lakukan selama ini riba!! Proses mediasi saya dan suami berhasil, kami mulai semua lagi dari nol, menghadapi keterpurukan ini bersama.
Ya Rob bagaimana saya bisa mengambil sertipikat rumah dalam kondisi seperti ini.
Ya Rob jika engkau mengijinkan akan hamba jual rumah itu setelah sertipikatnya keluar. Engkaulah Maha pengasih dan Maha penyayang. Setiap setelah sholat saya sholawatin foto rumah dan print out hutang yang harus dibayar, lebih-lebih jika waktu sholat Tahajud saya nangis sejadi-jadinya ngadu sama Allah... mohon ampunan Allah, biarlah Allah yang memberikan solusinya..
Agustus akhir seorang hamba Allah yg mengetahui keadaan saya menelpon dan menanyakan rekening saya beliau meminjamkan uangnya 150 jt untuk tambahan saya menebus sertipikat rumah.
Allahuakbar!! Allahuakbar!! Inilah solusi yang Allah berikan Allah yang telah mengetuk hati seorang hamba untuk membantu keluarga saya.
Keesokan harinya saya ajuin permohonan keringanan penutupan kredit. Disupport teman-teman di grup Komunitas Tanpa Riba, bahkan ada yg berbagi info kalau saya ke BI dan lakukan BI checking minta printout dari sana berapa sisa pokok pinjaman. Setelah dari BI dan hasil printout menunjukkan sisa pinjaman 147 juta.
Di bank hasil pinjaman 203 juta.
Proses negosiasi saya mulai, saya ajukan penutupan di angka 171 juta dan Alhamdulillah di acc!
Alhamdulillah setelah 6 tahun akhirnya sertipikat itu kembali ke saya selasa kemarin!!
Semoga kita semua istiqomah Tidak mendekati beriba. Semoga Allah memudahkan jalan kita menjemput rejeki yang halal dan berkah. #Allahmahapengampun #kembalikeAllah #mintasamaAllah
---------------------------
Demikian kisah dari mbak Misnayati Misdi, saya ditag di Facebook sehingga bisa membacanya, atas ijinnya saya boleh share di group ini agar jadi pelajaran untuk pembaca lainnya..
Saya jadi ingat sebuah hadist Nabi: Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Jauhi tujuh perkara yang membinasakan (membawa pada kehancuran), diantaranya... memakan RIBA" [HR Bukhari 2766 & Muslim 89] Kisah diatas bisa jadi satu buktinya..
Mari kita jadikan pelajaran, agar lebih berhati-hati dalam hidup ini, agar ALLAH selamatkan hidup kita dari rejeki yang haram yang mendatangkan kecelakaan..
Salam,
@Saptuari
Jika anda merasakan manfaat dan terinspirasi dari kisah diatas, silahkan SHARE untuk disebarkan ke teman atau group di sosial media. Semoga kita mendapatkan manfaat dan hikmah setelah membacanya. Amiiiin
Tulisan ini sebenarnya sudah ditulis sejak setahun yang lalu [2016] yang sudah dipublikasikan oleh Saptuari melalui group di facebook bernama "Belajar Wirausaha Bareng Saptuari".
Saptuari menyebutkan jika tulisan tersebut merupakan kisah nyata dari Misnayati Misdi yang ditulis melalui facebook pribadinya. Tulisan ini berisi bagaimana Misnayati Misdi yang terjerat riba, namun karena dirinya tahu dan sadar bahaya Riba, maka dirinya memutuskan untuk berjuang untuk bisa keluar dari riba, hingga akhirnya dirinya sukses meninggalkan riba.
Tulisan ini termasuk sangat panjang, maka kami sarankan anda bisa tetap fokus membacanya, karena setiap kisah yang ada dalam cerita ini syarat makna dan penuh inspirasi untuk siapapun yang membacanya. Berikut ini tulisan selengkapnya....
Tulisan pertama ini ditulis oleh Misnayati Misdi melalui akun pribadinya di facebook, yang kemudian dia sertakan link lanjutan kisah lengkapnya yang dishare oleh Saptuari.
Silahkan dibaca dengan teliti...
Bismillah Bukan sok suci bukan gak butuh uang bukan juga sudah tak berhutang. Dari lubuk hati yang terdalam tak ingin ada saudara saudara ku yang terlilit hutang apa lagi hutang ribawi.
Waktu masih pegang kartu kredit belanja bulanan tinggal gesek, mana yang butuh dan tak butuh sudah tak bisa di pilah pilah lagi. Biarinlah bayarnya bulan depan ini. Ada promo gadget beli ada promo tiket pesawat buat mudik beli toh bayarnya bulan depan ini. Eh pas tiba tanggal jatuh tempo anak ada yang sakit alhasil uang buat bayar kartu kredit di pakai dulu buat berobat dan kartu kredit di bayar minimum payment .
Bulan depannya waktu mau full payment kartu kredit gak jadi lagi karna mesin air rusak dan tagihan listrik membengkak akhirnya minimum payment lagi begitu seterusnya ada saja biaya tak terduga.
Alhamdulillah sekarang belanjanya cash dan di warung tetangga aja belanjanya juga sebutuhnya saja. Pas mau goreng telur minyak goreng gak ada eh duit tinggal 5 rebu. Belilah di warung cukup buat minyak 1/4kg. Pagi pagi kiddos lagi buru buru mandi pasta gigi habis.
Bentar ya emak ke warung beli pasta gigi Alhamdulillah semua bisa teratasi dan gak ada lagi hp berdering takut di angkat karna nomernya sudah hapal telp dari deptcolector.
Belum lagi tagihan KUR ( Kredit Usaha Rakyat ) yang sistem rekening koran cukup bayar bunganya aja... wuiiih makin terlena. Sekarang tidak ada lagi surat surat cinta dari Bank yang berjejer. Alhamdulillah Alhamdullilah semoga Allah tetepkan hati ini dalam hidayaNya. Saudara ku mari berkumpul dengan orang orang yang telah berhijrah meninggalkan Riba.. agar niat dan perbuatan untuk meninggalkan RIBA semakin kuat di hati.
Kisah saya 1 tahun yang lalu semoga bisa selalu jadi pengingat hati ini.
KISAH BEBAS UTANG: "RIBA OH RIBA.. MENGHANCURKAN SEMUANYA!"
Tulisan: Misnayati Misdi Saya yang salah saya yang telah keliru saya yang mau sesuatu itu instan.
Astagfirulah....
Saya yang telah memberanikan diri mengadaikan sertipikat rumah dari orang tua saya ke Bank. Setelah menikah saya jadi seorang istri yang hanya berdiam diri di rumah, waktu itu kami tinggal di Kreo Tangerang. Sebelumnya saya karyawan outsourching di sebuah Bank di bagian kartu kredit (belum tahu kalau riba ).
Alhamdulillah sebulan setelah pernikahan kami Allah menitipkan amanah di rahim saya. Anak pertama kami lahir 4 Juni 2008. Saya menikmati peran sebagai istri dan ibu rumah tangga.
Ya benar-benar sebagai ibu rumah tangga tanpa ada embel-embel bisnis apapun. Sesekali saya berkunjung ke toko suami di Tanah Abang. Suami saya mengontrak toko di area Kebon Kacang Tanah Abang, menjual celana jeans pria dewasa hasil produksi sendiri. Setiap sabtu saya mengingatkan beliau apakah penjahit sudah gajian, saya takut kalau para penjahit telat digaji, kasihan rasanya dan itu sudah menjadi tanggung jawab kami.
Alhamdulillah produksi dan penjualan berjalan lancar, dalam seminggu total upah penjahit bisa mencapi 21 juta/ minggu, terbayang kan berapa banyak produksi yang dihasilkan dalam 1 minggu.
Memasukki tahun 2010 saya menawarkan suami untuk menambah modal produksi dan mencicil beli mesin jahit. Biar punya konveksi pribadi, awalnya suami gak setuju uang dari mana. Saya bilang kita gadaikan sertipikat rumah.
Mei 2010 kami kontrakkan rumah di Kreo Tangerang dan kami ngontrak rumah di Tanah Abang agar suami tidak terlalu jauh dengan toko.
Agustus 2010 saya melahirkan anak ke dua. Dalam masa nifas dan masih pakai bekung September 2010 kami ke Bank untuk mengajukan kredit dengan jaminan sertipikat rumah. Oktober pihak bank menyetujui permintaan kredit kami sebesar 150 juta, waktu itu namanya KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Waktu berjalan pembayaran bunga bank berjalan lancar, tapi naluri seorang istri tak bisa dibohongi kenapa setelah semua akses dengan suami dekat tapi berasa jauh, hati gelisah dan tak tenang. Setiap hari saya mengurus 2 batita. Sesekali ke toko dan tanya ke karyawan tentang penjualan. Jawab mereka, "Banyak bu tapi rata rata giro.."
Astagfirulloh kalau kebanyakan giro kita gak punya duit cash buat keperluan produksi. Saya cek giro giro itu ada yang cair, ada yang pending bahkan ada yang reject!
November 2011 Allah Yang Maha Baik, Allah tunjukkan kehilafan imam saya tanpa saya keluar rumah. Inikah bayaran kesetiaan seorang istri yg hanya sebagai ibu rumah tangga?
Ujian belum berakhir 2012 saya mendengar ada "anak kecil" dari suami saya di luar sana. Serasa tidak percaya saya telpon bundanya, ternyata benar!
Ya Robbi untung jantung dan hatiku ciptaanMu, andaikan made in Japan pasti baut-bautnya sudah terhambur berjatuhan..
Titik awal saya memulai dagang online, saya gak tahu apa itu BBM, apa itu twitter, yang saya punya hanya FB itu juga dibuatin adik saya. HP BB aja saya gak punya, tak jarang para sahabat SMS ke saya, "ayooo donk beli BB biar bisa bbm-an"
Dalam hati, saya bertekad harus punya masa depan, hati saya boleh hancur tapi tidak dengan masa depan anak anak saya. Berbisnis karena dendam karna tidak ingin lagi "mengemis"
Astagfirulloh...
Malam malam panjang saya bersimpuh denganNya, yaa Rob.. ini ujian dari Mu, bukan suatu kebetulan, ada sesuatu yg indah di balik ini semua..
Hanya Engkau yg tahu. Beri kekuatan padaku pertemukan aku dengan sahabat-sahabat solehah yang baik.. Saya gadaikan emas saya untuk memulai bisnis online (lagi lagi riba, dan belum tahu kalau Riba ). Saya jalan ke pasar metro Tanah Abang bertanya ke beberapa toko berapa harga baju perlusin, baju apa yang lagi trend.
Entah gimana caranya, Alhamdulillah dagangan online laris ada aja orang yang baru dikenal mempercayakan saya untuk saya belanjakan orderannya. Dan sampai sekarang silaturahmi dengan mereka masih baik.
Ego saya muncul ketika saya sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Alhamdulillah 1 1/2 thn pertama jualan online saya bisa pergi umroh, saya bisa ikut asuransi, lagi lagi kekurangan uang pergi umroh saya mengadaikan emas..
Di sana saya bermunajah berikan jalan terbaik menurutMu ya Robb. 2 bulan setelah pulang umroh saya hamil anak ke 3.. Alhamdulillah walau hamil muda dan mengurus 2 balita juga online masih bisa dijalanin. Saya stop jualan baju saya beralih ke produksi sprei, mukenah, khimar. Jujur saya bukan fashionable yang suka ngikuti tren fashion. Saat ini saya lebih suka mengunakan gamis longgar dan khimar atau bergo.
Usia kehamilan memasuki bulan ke 5 saya memberanikan diri bersilaturahmi dengan "anak kecil" itu dan bundanya. Bismillah ini harus saya hadapi.. jalan panjang menuju Karawaci Tangerang. Sampai di sana dibantu seorang sahabat soleha saya bertemu bundanya juga neneknya.
Astagfirulloh ya Robb, ada foto imamku di ruang tamu di rumah itu. Kucubit diriku.. aww sakittt berarti aku tidak mimpi ini realita! Lagi lagi ini made in Allah, dan saya masih bisa duduk dan berbincang dengan mereka. Coba hati ini jahitan konveksi pasti jahitannya sudah brudul karena menahan sesak.
Setelah Sakinah lahir saya semakin tertekan mengurus tiga anak, konveksi, orderan.. ya Robb saya ini tulang rusuk atau tulang punggung?
Tak sanggup menahan beban seorang diri akhirnya mamaku tahu atas apa yg terjadi.. karena saya butuh sosok selain Allah tempat saya berbagi cerita (note: jangan ceritakan kesedihan mu pada ibumu karena Beliau akan merasakan 10 x sakitnya apa yang kau rasakan). Kata sabar dan bertahanlah demi anak anak mereka butuh orang tua yg lengkap.??????
Keadaan makin memanas hutang tak kunjung reda, keadaan rumah seperti badai, usaha suami bangkrut, anak-anak sering sakit sakitan, telpon terus berdering dari debt collector kartu kredit.
Disaat orang orang terlelap, saya menumpahkan semua di atas sejadah tak jarang butiran mutiara menari-nari di pipi yang mulai menua.
Juni 2015 saya melakukan sesuatu yang di benci Allah, mengendong sakinah kecil saya mendatangi pengadilan agama, saya mendaftar gugatan cerai.. sidang pertama berlangsung dan kami di beri waktu untuk mediasi 40 hari dengan dibimbing mediator. Keluarga besar shock terutama mama.
"Sudah pikir panjang nak, kamu sudah tahu konsekwensinya menjadi seorang "Janda"?
Gimana anak anak mu?
Mereka tidak hanya butuh materi tapi butuh kasih sayang kedua orang tuanya. Ayoo kita pulang kau butuh refreshing. Ijin dengan suamimu rendahkan emosimu beberapa hari.."
Sampai di kampung halaman keluarga memberikan suport agar jangan berpisah, ini semua ujian dari Allah. Allah akan menguji hambaNya yang ingin berhijrah dengan air mata. Air mata kasih sayangnya Allah. Perbaiki diri, mendekatlah dengan Allah.
Sampai suatu hari membaca kisah Nurshoffa Mujahidah bagaimana beliau terlepas dari riba dan berbisnis tanpa riba, di postingan itu sosok yg menginspirasi banyak orang yang terbebas riba mas Saptuari Sugiharto.
Dan ada juga postingan mbak Veggy Monarika yang sharing single mom bisa melunasi hutangnya 7M dan teh Dinii Fitriyah bagaimana dia bangkit setelah riba menghancurkan bisnisnya.
Saya baca apa-apa saja yang termasuk riba. Astagfirulloh ternyata apa yang saya lakukan selama ini riba!! Proses mediasi saya dan suami berhasil, kami mulai semua lagi dari nol, menghadapi keterpurukan ini bersama.
Ya Rob bagaimana saya bisa mengambil sertipikat rumah dalam kondisi seperti ini.
Ya Rob jika engkau mengijinkan akan hamba jual rumah itu setelah sertipikatnya keluar. Engkaulah Maha pengasih dan Maha penyayang. Setiap setelah sholat saya sholawatin foto rumah dan print out hutang yang harus dibayar, lebih-lebih jika waktu sholat Tahajud saya nangis sejadi-jadinya ngadu sama Allah... mohon ampunan Allah, biarlah Allah yang memberikan solusinya..
Agustus akhir seorang hamba Allah yg mengetahui keadaan saya menelpon dan menanyakan rekening saya beliau meminjamkan uangnya 150 jt untuk tambahan saya menebus sertipikat rumah.
Allahuakbar!! Allahuakbar!! Inilah solusi yang Allah berikan Allah yang telah mengetuk hati seorang hamba untuk membantu keluarga saya.
Keesokan harinya saya ajuin permohonan keringanan penutupan kredit. Disupport teman-teman di grup Komunitas Tanpa Riba, bahkan ada yg berbagi info kalau saya ke BI dan lakukan BI checking minta printout dari sana berapa sisa pokok pinjaman. Setelah dari BI dan hasil printout menunjukkan sisa pinjaman 147 juta.
Di bank hasil pinjaman 203 juta.
Proses negosiasi saya mulai, saya ajukan penutupan di angka 171 juta dan Alhamdulillah di acc!
Alhamdulillah setelah 6 tahun akhirnya sertipikat itu kembali ke saya selasa kemarin!!
Semoga kita semua istiqomah Tidak mendekati beriba. Semoga Allah memudahkan jalan kita menjemput rejeki yang halal dan berkah. #Allahmahapengampun #kembalikeAllah #mintasamaAllah
---------------------------
Demikian kisah dari mbak Misnayati Misdi, saya ditag di Facebook sehingga bisa membacanya, atas ijinnya saya boleh share di group ini agar jadi pelajaran untuk pembaca lainnya..
Saya jadi ingat sebuah hadist Nabi: Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Jauhi tujuh perkara yang membinasakan (membawa pada kehancuran), diantaranya... memakan RIBA" [HR Bukhari 2766 & Muslim 89] Kisah diatas bisa jadi satu buktinya..
Mari kita jadikan pelajaran, agar lebih berhati-hati dalam hidup ini, agar ALLAH selamatkan hidup kita dari rejeki yang haram yang mendatangkan kecelakaan..
Salam,
@Saptuari
Jika anda merasakan manfaat dan terinspirasi dari kisah diatas, silahkan SHARE untuk disebarkan ke teman atau group di sosial media. Semoga kita mendapatkan manfaat dan hikmah setelah membacanya. Amiiiin
0 Response to "Kisah Perjuangan Wanita yang Berjuang untuk Terbebas dari Riba!"
Post a Comment