Inilah 5 Ilmuan Muslim di Era Khilafah, dengan Penemuan yang Sangat Berpengaruh Hingga Sekarang
silahkanSHARE.com | Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak sarjana dan ilmuwan yang sangat hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya.
Salah satu ciri yang dapat dilihat pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekadar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.
Pada masa Dinasti Abbasiyah, banyak kegiatan penerjemahan karya berbahasa Yunani ke Arab. Saat itu didatangkan karya-karya filsafat terbaik dari Konstatinopel. Pada masa kejayaan Islam, masjid tidak hanya jadi tempat beribadah. Di masjid, orang-orang dapat mengkaji ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Alquran.
Tidak heran jika masyarakat pada masa itu mempunyai kesempatan besar mengkaji ilmu pengetahuan. Banyak ilmuan Islam lahir dengan karya terbaiknya, bahkan karya tersebut masih sangat-sangat berpengaruh hingga zaman modern ini.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 ilmuan muslim di era Khilafah, yang penemuannya masih sangat berpengaruh hingga zaman sekarang.
Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.
Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.
Prestasi penting ar-Razi:
Salah satu ciri yang dapat dilihat pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekadar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.
Pada masa Dinasti Abbasiyah, banyak kegiatan penerjemahan karya berbahasa Yunani ke Arab. Saat itu didatangkan karya-karya filsafat terbaik dari Konstatinopel. Pada masa kejayaan Islam, masjid tidak hanya jadi tempat beribadah. Di masjid, orang-orang dapat mengkaji ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Alquran.
Tidak heran jika masyarakat pada masa itu mempunyai kesempatan besar mengkaji ilmu pengetahuan. Banyak ilmuan Islam lahir dengan karya terbaiknya, bahkan karya tersebut masih sangat-sangat berpengaruh hingga zaman modern ini.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 ilmuan muslim di era Khilafah, yang penemuannya masih sangat berpengaruh hingga zaman sekarang.
#1. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi |
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan.
Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.
Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.
Prestasi penting ar-Razi:
- Penemu Sabun
- Penemu Spatula, Tabung dan Mortar
- Penemu penjelasan tentang cacar, campak, alergi dan demam
- Menulis lebih dari 200 buku dibidang kedokteran, kimia, ushul fiqih dll.
#2. Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam
Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam |
Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam atau Ibnu Haitsam (lahir di Bashrah,tahun 965 - dan meninggal di Qahirah tahun 1039 pada umur 74 tahun), dibarat lebih dikenal dengan nama Alhazen. Adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.
Ia banyak pula melakukan penelitian mengenai cahaya, dan telah memberikan banyak inspirasi pada ahli sains barat, seperti Roger Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Ibnu Haitsam-pun dijuluki sebagai bapak optik.
Walaupun Haitsam lebih dikenal dalam bidang sains dan pengobatan, tetapi dia juga ahli dalam bidang agama, falsafah, dan astronomi.
Prestasi penting Ibnu Haitsam:
- Penemuan yang paling penting adalah "kamera"
#3. Abu Raihan Al-Biruni
Abu Raihan Al-Biruni |
Abu Raihan Al-Biruni lahir pada tanggal 5 September 973 M/362 H di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia dan meninggal 13 Desember 1048 pada umur 75 tahun. Ia merupakan seorang matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru.
Sejak kecil, al-Biruni dikenal sebagai seorang yang mencintai ilmu dan taat beragama. Seluruh hidupnya ia habiskan untuk belajar dan berkarya. Semasa muda dia menimba ilmu matematika dan astronomi dari Abu Nasir Mansur. Ia juga berguru kepada ibnu Ali ibnu Iraqi, Syekh Abdusshamad bin Abdusshamad, dan Abu Al-Wafa Al-Buzayani. Berbagai ilmu yang diajarkan kepadanya, adalah ilmu pasti, Astronomi dan ilmu Kedokteran.
Prestasi penting Al-Biruni:
- Al-Biruni merupakan penggagas teori rotasi bumi dan juga penentuan garis bujur dan lintang bumi dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi.
#4. Ibnu Sina (Avicena)
Ibnu Sina |
Ibnu Sina dikenal juga sebagai "Avicena" di dunia Barat merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia (Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran. Ia lahir sekitar tahun 980 M dan meninggal tahun 1037 M diusianya yang ke-57.
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. " George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu".
Bagi banyak orang, Ibnu Sina merupakan "Bapak Kedokteran Modern".
Prestasi penting Ibnu Sina:
- Karyanya yang sangat terkenal adalah al-Qanun fi a?-?ibb yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
#5. Mu?ammad bin Musa al-Khawarizmi
Mu?ammad bin Musa al-Khawarizmi |
Mu?ammad bin Musa al-Khawarizmi adalah seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi di era khilafah abbasiyah (pakar matematika). Lahir sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad.
Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad dan membuat buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
Al-Khwarizmi juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui karya Kitab al-Jam�a wa-l-tafriq bi-?isab al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
0 Response to "Inilah 5 Ilmuan Muslim di Era Khilafah, dengan Penemuan yang Sangat Berpengaruh Hingga Sekarang"
Post a Comment