9 Tips Supaya Guru Tidak Perlu Berteriak-teriak di Kelas
Informasiguru_Kali ini saya akan coba berikan 9 Tips Supaya Guru Tidak Perlu Berteriak-teriak saat mengajar di Kelas yang munkin akan bermanfaat bagi semua rekan khususnya staf pengajar. Apa saja tips tersebut? Yuk, mari saya bahas.
1. TATAPAN TAJAM
Anda sebaiknyatidak berteriak-teriak dalam segala suasana Icarena jika Anda sering berteriak, percayalah, lama-kelamaan Anda tidak akan didengar siswa Anda. Sebenarnya ada beberapa st�ategi yang dapat Anda lakukan agar tidak lagi melakukan kekerasan verbal (dan mencegah agar Anda tidak sakit tenggorokan). Salah satunya adalah dengan menatap siswa dengan tajam. Dengan menatap tajam kepada siswa yang sikapnya mengganggu Anda atau siswa-siswa lain biasanya dapat membuat siswa tersebut segera menghentikan perbuatannya. Jika ia sudah dapat menangkap sinyal Anda, maka Anda baru boleh berkedip. Kedipan tersebut menunjukkan bahwa Anda tidak marah lagi padanya serta bahwa Anda menghargai perubahan sikapnya yang berarti ia masih segan terhadap Anda.
2. SENYUM �TEGURAN�
Teknik lain adalah sebuah teknik yang mungkin telah terbiasa diterapkan oleh guru-guru kita sendiri. Ketika ada siswa yangtidak memerhatikan pelajaran, sebagai guru tentu Anda akan menegur mereka yang dalam hal ini saya sarankan agar Anda melakukannya dengan tersenyum kepada mereka. Dengan demikian seakan-alcan Anda mengatakan, �Maaf, (tolong hentikan kegiatan kalian karena) saya sedang menerangkan pelajaran.� Biasanya siswa Anda akan ineresponsnya dengan mengubah sikapnya sesuai yang Anda harapkan. Seharusnya senyum menjadi sesuatu yang biasa terlihat pada wajah Anda. Senyum yang hangat memancarkan kesan bahwa Anda adalah guru yang ramah � paling tidak mereka berpikir demikian. Namun, saya tidak bermaksud agar Anda terus tersenyum sepanjang hari karena itu justru bisa membuat Anda menjadi tampak aneh, namun wajah yang masain akan tidak menyenangkan untuk dilihat dan tentu tidak akan dipertahankan selama tahun pelajaran sekolah.
3. MERENDAHKAN SUARA
Sebelumnya saya telah menyarankan kepada Anda agar tidak menerangkan pelajaran jika masih ada siswa yang mengobrol sendiri. Salah satu trik untuk mengatasi situasi tersebut adalah dengan merendahkan suara Anda. Saat Anda mengajar, mungkin yang Anda dengar di dalam kelas hanyalah suara dengungan pelan yang ditimbulkan oleh banyaknya siswa yang mengobrol dan biasanya dalam menghadapi hal ini Anda cenderung akan ineningkatkan volume suara. Namun pada kenyataannya, semakin Anda memperkeras suara Anda, dengungan itu pun akan terdengar semakin keras pula, demikian seterusnya. Setelah kelas semakin ramai dan Anda pun mulai harus menerangkan dengan berteriak, mungkin pada saat itu Anda baru sadar bahwa Anda terlambat menerapkan strategi tersebut. Maka berbicaralah sedikit lebih lembut seketika Anda inulai mendengar adanya suara dengungan di dalam kelas. Suara Anda yang lembut akan membuat mereka lebih berusaha keras untuk mendengar Anda lebih jelas dan untuk itu biasanya mereka akan segera berhenti bicara serta seringkali menyuruh teman-temannya yang lain untuk berhenti berbicara pula.
4. SENI BAHASA TUBUH
Salah satu alternatif lain agar kelas memerhatikan pelajaran adalah dengan melakukan gestures (bahasa tubuh). Sejak minggu-minggu pertama sekolah, sebaiknya Anda telah inulai membiasakan siswa dengan bahasa tubuh tertentu yang akan menjaga kesehatan jiwa dan raga Anda. Berikut adalah beberapa contohnya: telunjuk di bibir artinya harap tenang, menjentikkan jari artinya meminta perhatian atau untuk meminta siswa yang suka membuang waktu agar mempercepat apa yang ia lakukan (dalam hal ini sebaiknya Anda berhati-hati karena gesture ini dianggap tidak sopan dalam budaya tertentu � lihat Perbedaan Budaya pada halaman 125), mengacungkan jempol berarti tanda setuju, dan �tsk, tsk� artinya celaan. Gerakan yang paling saya suka adalah mengangkat tangan dan secara otomatis siswa biasanya akan inengikuti gerakan saya yaitu inengangkat kedua tangan mereka. Hasilnya, seketika itu juga mereka akan berhenti berbicara untuk memerhatikan pelajaran, dan sungguh saya sendiri tidak tahu mengapa strategi tersebut berhasil. Hanya saja saya percaya bahwa ada otot yang menghubungkan antara tangan yang diangkat secara perlahan dengan mulut yang diam, meskipun saya belum pernah membuktikannya secara ilmiah.
5. PLOK�PLOK
Strategi bertepuk tangan ini sanagt berhasil diterapkan pada anak-anak ketika Anda ingin agar mereka segera memulai pelajaran.
Mereka berpikir bahwa itu adalah permainan dan memang demikianlah kenyataannya, namun hasil akhirnya adalah kelas inenjadi tenang. Aturan mainnya adalah siswa harus merespons tepukan Anda dengan bertepuk tangan sebanyak yang Anda lakukan. Jika Anda bertepuk tangan sekali, mereka juga bertepuk tangan sekali; jika Anda bertepuk tangan tiga kali, maka mereka pun bertepuk tangan tiga kali. (Anda bisa selalu menyebutnya pelajaran matematika, namun itu terlalu berlebihan). Dalam hal ini, yang sebenarnya terjadi adalah mereka mendengarkan tepukan Anda, dan pada saat mereka mendengarkan, Andadapat inelanjutkan pelajaran.
6. CEPAT, MATIKAN LAMPU!
Tidak, saya tidak sedang membicarakan tentang video yang akan saya perlihatkan, melainkan saya sedang berbicara tentang cara menarik perhatian secara instan. Biasanya saya melakukan hal ini ketika saya merasa kehilangan kontrol kelas atau ketika hampir terjadi sebuah pertikaian. Dalam situasi demikian saya akan mematikan lampu sehingga kelas akan terpaku untuk sementara waktu, dan selanjutnya kelas pun menjadi tenang. Menggelapkan ruangan sama artinya dengan menyiramkan air dingin kepada seseorang � namun tidak menyebabkan keadaan menjadi berantakan.
7. MEMUJI SISWA
Strategi ini cukup berhasil untuk diterapkan pada siswa yang masih kecil. Saat siswa telah duduk di tempatnya masing-masing, Anda sebaiknya berkeliling kelas dan berkata, �Saya lihat Lily sudah siap.� Kemudian lanjutkan melihat sekeliling dan berkata, �Saya lihat Paige dan Dylan siap belajar,� maka selanjutnya Anda akan melihat semua siswa duduk dengan manis untuk menunggu dipuji. Anak-anak akan merasa senang jika namanya disebut sehingga mereka akan duduk tenang untuk itu.
8. MENULIS INISIAL NAMA SISWA DI PAPAN TULIS
Strategi ini memiliki dampak yang sama dengan strategi menarik perhatian dengan pujian, namun yang ini lebih cepat dalam membuat siswa tenang. Bagi siswa yang masih kecil, ini adalah masalah serius, namun bagi siswa yang sudah besar, strategi ini hanya dianggap sebagai permainan. Caranya adalah ketika sebagain besar siswa belum juga siap di tempatnya masing-masing, Anda menulis inisial nama mereka yang tampak telah siap untuk belajar. Maka yang akan terjadi adalah setiap siswa akan melihat inisial nama siapa yang tertulis di depan. Mereka tidak sadar bahwa pada saat mereka sedang sibuk inencari tahu siapa yang inisial namanya tertulis tersebut, kelas menjadi tenang. Saya pernah mendapat sedikit masalah ketika saya menulis inisial nama saya sendiri di papan tulis. Mereka tertawa dan mengatakan bahwa saya tidak adil sehingga saya harus menjelaskan bahwa saya juga merupakan bagian dari kelas � saya adalah satu-satunya yang berdiri dengan kapur dan satu-satunya yang tidak berbicara.
9. MEMBERIKAN PERINTAH SECARA VISUAL
Seperti yang telah saya katakan bahwa kebanyakan anak belajar berdasarkan apa yang ia lihat sehingga berkomunikasi dengan siswa melalui gerakan bisa jadi akan sangat efektif. Jika Anda mengajar siswa yang masih kecil, Anda dapat memberikan perintah dengan memperlihatkan warna-warna yang berbeda dan itu bisa membuat mereka dengan cepat melakukannya. Saat melihat warna merah, mereka tahu bahwa itu artinya berhenti. Anda juga bisa memperlihatkan warna kuning yang artinya mereka harus bersiap untuk memulai pelajaran, kemudian tunjukkan wama hijau ketika pelajaran sedang berlangsung.
Nah, itulah 9 Tips Supaya Guru Tidak Perlu Berteriak-teriak di Kelas mudah-mudahan dapat menambah wawasan semua teman-teman Guru seluruh Indonesia.
Sumber : Guraru.org
Demikian informasi ini semoga bermanfaat, silahkan simak informasi lainnya dibawah ini.
0 Response to "9 Tips Supaya Guru Tidak Perlu Berteriak-teriak di Kelas"
Post a Comment