Pencipta Varian Rasa Indomie Nunuk Nuraini Meninggal Dunia, Bagaimana Sejarah Indomie?
Dilansir dari Kompas.com Penemu varian rasa dari Indomie Nunuk Nuraini meninggal dunia pada usia 59 tahun, Rabu (27/1/2021) kemarin.
Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Humas Indofood Nurlita Novi Arlaida.
"Ibu Hj Nunuk Nuraini wafat hari ini dan pulang dengan tenang ke pangkuan Allah SWT," kata Novi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).
Nunuk diketahui telah bekerja sebagai peramu rasa pada divisi mi instan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk selama hampir 30 tahun.
Indomie hingga saat ini menjadi salah satu mi instan favorit masyarakat Indonesia.
Produk Indomie bahkan telah dikenal hingga ke luar negeri.
Pada November 2019, produk Indomie bahkan dinobatkan sebagai ramen terenak versi LA Times.
Lantas, bagaimana sejarah Indomie?
Indomie pertama kali diluncurkan pada 1972 dan berkembang pesat seiring dengan diterimanya produk mi instan di Indonesia.
Mi instan sendiri mulai dikenal masyarakat pada 1969, dan sempat diragukan keberadaannya pada awal kemunculan.
Namun, harga mi instan yang terjangkau, mudah disajikan, dan cenderung awet membuat mi instan mudah diterima.
Mengutip dari laman resmi Indomie, produk pertama Indomie yang diperkenalkan ke publik adalah Kuah Rasa Kaldu Ayam.
Namun, Indomie terus berinovasi.
Pada 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan signifikan setelah produk Indomie Kuah Rasa Kari Ayam diluncurkan.
Kemunculan mi goreng
Produk Indomie semakin digemari ketika pada 1983 muncul kepada publik varian rasa dari Indomie Mi Goreng.
Mengutip dari laman resminya, perusahaan mengeklaim bahwa Indomie Mi Goreng sebagai rasa Indomie paling populer di dunia yang terbuat dari tepung berkualitas serta bahan dan bumbu segar pilihan.
Indomie pertama kali dibuat oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd.
Akan tetapi, pada 1984 perusahaan tersebut dibeli oleh PT Sarimi Asli Jaya yang memproduksi Sarimi.
Kemudian pada 1990, PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sebelumnya bernama PT Panganjaya Intikusuma mengakuisisi perusahaan tersebut.
Kini, baik Sarimi maupun Indomie, berada di bawah satu perusahaan yang sama.
Keberadaan PT Indofood tak bisa terlepas dari adanya sosok Sudono Salim atau Liem Sioe Liong.
Mengutip Harian Kompas, Minggu (20/12/1992), Salim dengan Salim Group-nya menerapkan strategi bisnis yang terintegrasi.
Dengan demikian, sedikitnya 90 persen pasar domestik mi instan ketika itu dikuasai Salim Group melalui produk Supermi, Sarimi, Super Cup, dan sebagainya.
Populer di mancanegara
Tak hanya di Indonesia, Indomie populer hingga mancanegara, seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan.
Produk Indomie juga menjangkau kawasan Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.
Pemasaran Indomie ke luar negeri telah dimulai sejak 1992.
"Kalau bicara populer, Indomie itu sejak tahun 1992, jadi sudah mengakar, dan original yang pertama," ujar Direktur PT Indofood Sukses Makmur Franciscus Welirang, melansir pemberitaan Kompas.com (8/6/2017).
Kini Indomie memiliki sejumlah pabrik di berbagai negara, seperti Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, Suriah, dan Mesir.
Pencapaian
Pada 2016, Indomie pernah masuk jajaran 10 merek paling banyak dibeli di seluruh dunia berdasarkan riset perusahaan Kantar Worldpanel bertajuk Brand Footprint.
Pada 2019, Indomie memenangi peringkat ramen instan terbaik versi harian asal AS, LA Times.
"Menempatkan Indomie sebagai juara sebenarnya curang, karena Indomie lebih tepat disebut sebagai mi instan daripada ramen," tulis food columnist Lucas Kwan Peterson di LA Times.
Namun, ia tak peduli. Sebab, menurut Peterson, Indomie sangat enak.
Peterson menyebutkan, ketika Indomie ayam panggang beserta bumbu-bumbunya bersatu, mereka memberikan sensasi rasa surgawi.
Sumber: Kompas.com
0 Response to "Pencipta Varian Rasa Indomie Nunuk Nuraini Meninggal Dunia, Bagaimana Sejarah Indomie?"
Post a Comment