Petani Berebut Pupuk Subsidi yang Langka di Sejumlah Daerah
Rumoh Tani - Memasuki awal tahun 2021 ini kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi di sejumlah daerah. Petani di Desa Panguragan Kulon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat misalnya, masih kesulitan mendapat pupuk bersubsidi.
Akibatnya sejumlah petani sampai harus berebut pupuk subsidi di kios pengecer resmi. Hal ini juga diperparah dengan banyaknya Kartu Tani milik petani yang tidak aktif. Padahal kartu tersebut digunakan sebagai alat untuk menebus pupuk subsidi.
Atas adanya kendala tersebut, pemilik kios kemudian memberikan jatah satu sak karung atau setengah kwintal pupuk bersubsidi kepada petani, khususnya pupuk urea. Untuk menebus pupuk tersebut petani juga diharuskan membawa kartu identitas dan surat rekomendasi.
Kepala Desa Panguragan Kulon, Kusyono meminta, agar penyaluran pupuk subsidi untuk desanya tidak mengalami keterlambatan. Ia meminta supaya dinas terkait, yakni Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon secepatnya menangani permasalahan tersebut.
"Lahan sawah dua hektare, tiga hektare, dapatnya cuman setengah kwintal. Jadi kita bingung. Pemerintah menganjurkan harus cepat tanam pada bulan Desember 2020 awal. Tapi bagaimana kalau caranya seperti ini. Tolonglah, petani jangan dipersulit masalah pupuk bersubsidi," tandas Kusyono.
Kelangkaan pupuk juga dialami sejumlah petani di kawasan Kabupaten Bandung. Seperti dialami H. Ahmad, salah satu petani di kawasan Bojongsoang Kabupaten Bandung yang mengaku dirinya sudah mencari pupuk ke sejumlah tempat, namun belum berhasil mendapatkan pupuk urea.
Tak hanya pupuk urea bersubsidi yang sulit didapat, Ahmad mengaku pupuk Urea nonsubsidi juga tidak tersedia di toko pertanian. Padahal dirinya berniat membeli pupuk nonsubsidi meski dengan harga yang lebih mahal, tiga kali lipat dari harga pupuk Urea subsidi.
"Tadinya mau beli yang nonsubsidi daripada tidak dipupuk sama sekali. Tapi ternyata di toko pertanian tidak ada juga," kata Ahmad.
Sementara itu di Lombok Timur sejumlah anggota DPRD mendesak pemerintah daerahnya untuk segera memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi untuk para petani. Hal tersebut dilakukan mengingat kelangkaan pupuk nyaris membuat tanaman para petani gagal panen akibat kekurangan stok pupuk. Namun anggota DPRD tidak puas dengan jawaban Kepala Dinas Pertanian saat dipanggil untuk dengar pendapat.
"Dari dinas pertanian sendiri mengatakan kalau pupuk itu tidak langka, nah ini tentunya terjadi kontradiksi dari apa yang dikatakan oleh petani sama dinas," ungkap Daeng Faelori, Wakil Ketua DPRD Lombok Timur.
Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur Abadi menjelaskan kelangkaan pupuk bersubsidi di daerah terjadi karena pembatasan jatah pupuk dari pusat serta penggunaan pupuk oleh petani yang nyaris dilakukan secara bersamaan, memasuki masa tanam tahun ini. Pihaknya berjanji akan mendatangkan pupuk subsidi pada pertengahan Januari mendatang sebesar 27.569 ton untuk pupuk urea, dan selanjutnya didistribusikan kepada para petani di daerah.
Artikel ini telah tayang di sariagri.id dengan judul "Petani Berebut Pupuk Subsidi yang Langka di Sejumlah Daerah".
0 Response to "Petani Berebut Pupuk Subsidi yang Langka di Sejumlah Daerah"
Post a Comment