Turis Kaya Berdatangan ke Socotra Demi 'Pohon Berdarah'
Jakarta - Dengan lanskapnya yang subur, pepohonan yang khas, hewan unik, dan perairan biru kehijauan yang menjadi rumah bagi lumba-lumba, Yaman berharap kepulauan Socotra-nya akan menjadi destinasi wisata impian meskipun ada konflik yang masih menjadi mimpi buruk di negara itu.
Terletak di Samudra Hindia sekitar 200 kilometer di lepas pantai Yaman, empat pulau dan dua pulau berbatu adalah rumah bagi sekitar 50 ribu jiwa dan relatif tidak tersentuh oleh perang yang telah menghancurkan daratan.
Sementara sebagian besar Yaman terlibat dalam konflik yang meletus pada tahun 2014 antara pemberontak Huthi dan pemerintah - ditambah kerusakan akibat pandemi virus Corona - para pelancong petualang menunjukkan minat yang semakin besar untuk mengunjungi Socotra.
Banyak turis berduit yang berangkat dari Uni Emirat Arab, yang dekat dengan otoritas yang mengendalikan pulau-pulau itu.
"Untungnya, Socotra tidak pernah terpengaruh oleh dinamika perang di daratan Yaman," kata agen perjalanan lokal Welcome to Socotra kepada AFP.
"Tidak ada ketegangan atau konflik yang pernah dilaporkan, oleh karena itu tidak ada alasan bagi wisatawan untuk khawatir."
Sejak penerbangan dilanjutkan dengan pesawat carteran Air Arabia seminggu sekali dari Abu Dhabi, badan tersebut telah menerima "ratusan" permintaan, katanya.
Yaman, yang sudah menjadi negara termiskin di Jazirah Arab bahkan sebelum perang, telah bertahun-tahun mencoba mengembangkan kepulauan tersebut menjadi pusat ekowisata.
Tetapi terlepas dari kata-kata yang meyakinkan dan iming-iming pantai putih bersih, Socotra menjadi berita utama pada Juni 2020 ketika separatis selatan Yaman yang dilatih UEA merebutnya dari pemerintah.
Kedua belah pihak sejak itu telah membuat kesepakatan pembagian kekuasaan, yang secara substansial mengurangi ketegangan di selatan.
Socotra terletak hanya 250 kilometer dari daratan Afrika, dan 1.000 kilometer dari kota selatan Aden di mana pemerintah Yaman berpusat.
Pulau ini terkenal karena keanekaragaman hayatinya yang unik: hampir sepertiga dari 825 tumbuhan dan 90 persen spesies reptilnya dianggap unik di pulau itu, menurut badan budaya PBB, UNESCO.
Vegetasi yang unik dan spektakuler, seperti Pohon Darah Naga (Dracaena cinnabar) dengan kanopi berbentuk payung dan getah merahnya yang khas, telah membuatnya terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia.
"Socotra sangat penting bagi hotspot keanekaragaman hayati daratan Afrika," kata UNESCO di situsnya.
"Sebagai salah satu pulau dengan keanekaragaman hayati paling kaya dan berbeda di dunia, pulau ini telah diistilahkan sebagai 'Galapagos di Samudra Hindia'."
Sumber: https://m.cnnindonesia.com/
0 Response to "Turis Kaya Berdatangan ke Socotra Demi 'Pohon Berdarah'"
Post a Comment